Belajar Nulis Puisi Ceritanya I
Dua puisi yang ditulis tanggal 10 April 2015 ini nulisnya dibawah pengaruh dua buku mitologi India (Ramayana dan Bhagavad Gita) yang dipinjem dari perpustakaan, dan sekarang malah lupa gimana mitologi India mengaruhin tulisan ini.
Ada
dan Tiada
Keadaan punya awal dan
akhir
Sinar benderang bakal
redup juga
Dunia ge bakal kiamat
Kalau di perjalanan kau
temui jalan tak tersebrangi
Cengkram erat jiwamu,
Injak dingin kalbumu
Segera arungi arti
kehidupan!
Ketidakadaan itu tak
berawal dan tak berakhir
Semesta tak pernah
lahir
Sejarah tak pernah mati
Kalau nanti di tujuan
kau temui musibah yang dikandung keberkahan
Lepaskan pikiranmu,
hilangkan hati nuranimu
Keadilan hanya nampak
ada,
Kesepian nampak tak
ada.
Hakiki itu tidak ada.
*******
Palsu
Karena daulat selalu
digugat, darah pun terus tumpah
Dunia jadi melebur
dalam didihan dogma angkara murka
Penghuninya tak pernah
lelah mempersiapkan kehidupan setelah kematian
Terlalu banyak waktu
diluangkan untuk memikirkan kehidupan setelah kematian
Ada sedikit penghuni
dunia yang tak khawatir pada teka-teki kehidupan setelah kematian
Tak ada waktu bagi
mereka memikirkan kehidupan setelah kematian
Mereka disana hanya
ingin mati bersama
Mereka yakin dalam
gelap lebih terang ketimbang disinari cahaya lancung.
Dunia begitu maya
*******
Tanggal 23 September 2015:
Tatap
Mata
Buat Wafa Naila
Buat Wafa Naila
Kepada
tatapan mataku yang tiba-tiba terbalas tadi
Tanyakanlah
apa saja yang dipandang indah olehnya
Temukan
apa yang luput dari indra penglihatanku padanya
Sehingga
aku tahu mengapa sejauh itu ku mengaguminya
Wahai
tatapan matamu yang tak sengaja membalas tadi
Tataplah
juga perasaanku yang lebih dalam dari sedangkal godaan sang pujangga
Kagumilah
kesejatianku yang sesungguhnya tak seperti pandangan mereka
Supaya
kelak tatap mata kita kan kekal berjumpa
*******
Tepat kemarin atau tanggal 25 September 2015, ada temen yang curhat dia itu susah minta maaf duluan sama lawan jenisnya, pikiran ane lalu melayang ke suatu pertengkaran (sama lawan jenis juga) yang damai tanpa satu kata maaf pun dari kedua pihak, secara natural aja damainya. ane langsung baper dan buka laptop xD
Bahtera
Dalam
kata maaf yang tak terucapkan
Pada
ragu yang bermuara kenihilan
Terarungi
aliran kegelisahan penuh tanya
Terlalui
keteguhan yang jua mengantar hampa
Tak
terteduhkan oleh layar,
Jiwa
yang berlabuh di angan tak kesampaian
Anjing keren to!!!!
BalasHapus