Saya Heran Ada Orang Yang Tidak Merasa Butuh Kereta Api, Apalagi di Madura

Tulisan ini merupakan salah satu tulisan yang saya kirim ke Terminal Mojok tetapi tidak dimuat, saat itu saya ingin meng-counter salah satu tulisan di Terminal Mojok yang menurut saya tendesius di link berikut. Nampaknya redaksi Terminal Mojok lebih memilih counter  yang ditulis oleh sesama orang Madura di sini. Saya menulis sebagai seorang penggemar kereta api dalam tulisan ini. Berikut tulisan saya

 


Baru kali ini, istirahat kerja saya yang biasanya menenangkan dibuat mencengangkan ketika membuka Terminal Mojok dan membaca tulisan Cak Akbar Mawlana dalam tulisan “Madura Tidak Butuh Kereta Api!.” Terus terang, saya gak habis pikir setiap ada kelompok/individu yang merasa tidak butuh reaktivasi rel kereta api, apalagi kali ini di Madura, pulau yang berpenduduk padat dan butuh perkembangan ekonomi.

Sebagai seorang penggemar kereta api (railfans), opini Cak Akbar bukan sesuatu yang ajaib bagi saya, ia sama seperti opini para penolak reaktivasi rel kereta api yang sudah biasa saya temui. Lebih jauh lagi, saya ingin mengulas hal-hal yang disampaikan dalam opini Cak Akbar.

Pertama,soal warga Madura belum tentu mau menggunakan kereta api. Tentu saja, perlu pembiasaan naik KA lagi bagi warga Madura yang kehilangan KA hampir 40 tahun, tapi, dengan ketergantungan Madura yang cukup besar ke Surabaya dan melihat jalanan Madura yang kecil, saya sih percaya kalau warga Madura akan terbantu dengan keberadaan KA. Rasanya belum ada pelebaran jalan yang mampu mengalahkan kecepatan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi, kecuali di negaranya paman Kim Jong Un.

Kedua, soal kekhawatiran potensi kerugian, perlu dicatat pemasukan KA tidak hanya dari tiket yang dibeli penumpang belaka, wong kereta api juga melayani pengangkutan barang/logistik dan pemasukan dari sektor ini besar. Bayangkan barang-barang yang awalnya harus diangkut puluhan truk bisa diangkut oleh satu rangkaian kereta barang saja dengan cepat.

Maka dari itu, mengingat keberadaan jalur KA dan jalan raya di Madura yang sama-sama berada di jalur “gemuk” Bangkalan-Sumenep, reaktivasi rel KA tidak hanya memecah kepadatan lalu lintas dari beralihnya penumpang kendaraan pribadi/kendaraan umum kecil ke kereta api, tetapi pengangkutan logistik juga akan beralih dari truk ke kereta api. Siapa sih yang gak ngerasa lebih aman dan nyaman kalau di jalanan gak macet dan ada lebih sedikit truk?


gambar dari unsplash.com

Ketiga, soal dampak sosial mengenai kru bus dan pedagang asongan, saya kira bus akan tetap jadi salah satu opsi transportasi publik, mengingat bus punya kelebihan di waktu operasional dan jangkauan naik-turun penumpang yang lebih luas (bisa ngawe-awe toh). Sebagai contoh, bus Jakarta-Sukabumi dan minibus L300 Bogor-Sukabumi tetap bisa eksis meskipun rel KA Bogor-Sukabumi direaktivasi, begitu juga bus ke Garut pasca reaktivasi jalur KA Cibatu-Garut, tetap penuh. 

Bisa juga dibandingkan dengan layanan KA eksisting dan layanan bus ke kota-kota kecil lain di Jatim seperti Blitar dan Tulungagung, Bus Bagong dan Harjay tetap relevan bahkan kian hari makin baik toh, bisa bersaing dengan KA Dhoho-Penataran. Nah, dari eksisnya transportasi umum baik bus dan kereta api, pedagang asongan jelas gak akan kehilangan lapak jualannya, bahkan dapat titik keramaian pembeli baru di sekitar stasiun KA.

Keempat, soal dampak sosial mengenai konflik pembebasan lahan, perlu diingat bahwa sebagian besar lahan jalur KA baik jalur aktif maupun jalur mati masih merupakan aset PT.KAI (kecuali di DIY yang Sultan Ground, tau sendiri lah kenapa). Warga-warga yang menjadi penghuni lahan jalur KA mati umumnya menyewa lahan ke PT.KAI. Wajar dong kalau suatu saat PT.KAI butuh lahannya balik lagi? Apalagi dipakai buat kemaslahatan umum. Lagipula, berkaca dari pengalaman reaktivasi rel KA Cibatu-Garut, warga yang terdampak reaktivasi tetap dapat uang kerohiman kok, enggak semata-mata disuruh kosongkan lahan, cincai lah ya. 

Kesimpulannya, akan lebih banyak manfaat yang didapat dari reaktivasi rel KA. Janganlah melihat kereta api sebagai alternatif transportasi umum belaka,tapi lihatlah kereta api sebagai hal yang wajib hadir di tengah masyarakat. 

Komentar

Postingan Populer