Aturan Kost

         Kadang masih gak terima dengan aturan mayoritas kost "Tamu dilarang menginap", "dilarang pulang lewat jam sekian" sementara rata-rata harga sewa kost lebih mahal dari harga sewa rumah bersama teman-teman dengan segala kebebasan dan sering kali tarif listriknya jauh lebih murah, meski mungkin salah saya sendiri yang gak minta izin pemilik kost buat ikut nginep di kostan sampe seminggu, sebenarnya saya lebih suka ditegur langsung kalau motor pemberian ayah saya itu makan tempat, salah tempat parkir atau bahkan seandainya gak seharusnya ada saya dan motor saya di kost milik bapak tersebut ketimbang mengusir saya secara halus yaitu dengan menyindir saya lewat berkata pada tukang loak bawa saja motor saya seandainya muat di karung dan gerobaknya.
        Bapak mungkin gak peduli alasan teman saya itu memberi 'tumpangan' ke saya dan juga situasi keluarga dan rasa malas saya untuk cepat-cepat menghuni kost baru saya di Sumedang yang menjadi alasan saya memilih 'numpang' di kostan milik bapak sejak kontrakan saya di Bandung habis atau pertemanan kami yang terjalin sejak SD sampai satu sekolah saat SMP-SMA dan sempat satu tempat kuliah, bahkan satu gedung fakultas. coba saya ambil hikmahnya, secara tidak langsung bapak sudah mengajarkan saya untuk kedepannya mengalahkan rasa malu saya untuk berbicara dengan orang yang belum dikenal baik dalam situasi menyenangkan maupun tidak.
        Sayang tadi saya panik dan memilih langsung ke kamar kost baru saya dipinggiran Sumedang tanpa meminta maaf ke bapak apapun reaksi dari bapak yang akan saya terima. dan akhirnya saya sadar juga kalau tak ada tempat senyaman rumah atau di lingkungan keluarga, apalagi kalau keluarga kamu utuh.

Komentar

Postingan Populer